3. Konstruksi Jaringan Distribusi
3.1. Pengertian Konstruksi Jaringan Distribusi
Pada dasarnya pembangunan jaringan distribusi secara menyeluruh merupakan
dari rangkaian beberapa unit konstruksi yang sudah diatur sedemikian rupa
sehingga dapat menunjang kwalitas dan kwantitas baik pada jaringan distribusi
maupun pada distribusi tenaga listriknya.
Berkaitan dengan hal tersebut dilapangan sering terdapat keluhan adanya
perbedaan konstruksi antara PLN dengan pihak kontraktor. Hal yang menjadi penting
apabila perbedaan tersebut merupakan perbedaan mendasar yang dapat menghambat
waktu pelaksanaan sehingga mempengaruhi kwantitas dan kwalitas pekerjaan
Guna menunjang terealisasinya suatu bentuk pekerjaan yang baik dan sempurna
semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi jaringan perlu
terlebih dahulu mempelajari konstruksi konstruksi yang disepakati untuk
membentuk suatu jaringan yang diharapkan mempunyai nilai keandalan tertentu
yang ditentukan.
Materi konstruksi ini diharapkan dapat berguna untuk mempermudah dan
mempercepat pekerjaan dalam menentukan konstruksi pada suatu gambar jaringan
pada suatu daerah yang akan dibangun atau diperluas baik untuk jaringan
tegangan menengah (TM) maupun untuk jaringan tegangan rendah (TR)
Konstruksi jaringan tenaga listrik dengan saluran udara kawat terbuka dilingkungan
PT. PLN untuk sistem distribusi terdiri dari beberapa macam bentuk atau formasi
hal ini banyak disebabkan oleh sejumlah faktor yang diantaranya oleh faktor
alih teknologi dan kondisi rute jaringannya sendiri. Konstruksi jaringan distribusi
dengan saluran udara kawat terbuka yang dipergunakan di wilayah Jawa Tengah
berbeda dengan konstruksi jaringan dengan saluran udara kawat terbuka yang
dipergunakan di Jawa Timur demikian pula dengan yang konstruksi jaringan yang dipergunakan
di wilayah Jawa Barat. Dengan
demikian hal ini menyebabkan karakteristik komponen-komponen sistemnya menjadi
berbeda
Selain dengan menggunakan saluran udara kawat terbuka untuk menyalurkan
tenaga listrik dari pusat-pusat tenaga dalam hal ini Pembangkit Tenaga Listrik atau
dari pusat pusat beban Gardu Induk (GI) ke gardu-gardu (trafo) distribusi atau langsung
ke kosumen dapat dilakukan dengan sarana saluran kabel tanah dan pemilihan
sarana ini akan tergantung kepada kriteria pemilihan yang dipersyaratkan
Penggunaan jaringan listrik dengan sarana kabel tanah akan mempunyai nilai
estetika yang lebih baik dari pada menggunakan saluran udara kawat terbuka sehingga
pemilihan sarana dengan sakuran kabel tanah cocok untuk dipergunakan di
daerah-daerah perkotaan yang padat dengan bangunan. Dengan berkurangnya jaminan
keselamatan umum dan lingkungan disekitar saluran udara dan berkurangnya nilai
estetika yang diharapkan pihak pemerintah dan masyarakat. penggunaan saluran-saluran
udara tidak mungkin lagi diterapkan atau
di kembangkan dikota-kota besar
Biaya investasi yang lebih tinggi untuk penggunaan saluran dengan sarana
kabel tanah dibandingkan dengan menggunakan saluran udara kawat terbuka dan
sulitnya dalam menelusuri letak gangguan serta mahalnya biaya untuk perbaikan
merupakan beberapa kendala yang menyurutkan perusahaan dari pemilihan saluran
kabel. Saluran kabel tidak terpengaruh dengan kondisi-kondisi diluar saluran sehingga
tingkat keandalan sistim akan menjadi lebih tinggi, hanya kabel yang
tercangkul, terseret tanah longsor sambungan atau terminasi yang gagal yang sering
tercatat sebagai gangguan pada saluran kabel selain itu hampir tidak ada
catatan gangguan pada sarana dengan saluran kabel Namun demikian. sampai saat ini khususnya
untuk jaringan tegangan menengah (JTM) pemilihan sarana dengan saluran udara kawat
terbuka masih merupakan pilihan yang banyak dipergunakan PT PLN terutama untuk mensuplai tenaga listrik
keluar kota (pedesaan). Dimana hal ini
dengan mudah dapat dilihat secara nyata.
Rawan terhadap gangguan eksternal merupakan salah satu kekurangan dari
penggunaan saluran udara kawat terbuka yang dampaknya saat ini sangat
mempengaruhi kinerja perusahaan dan banyak mengurangi tingkat kepercayaan
konsumen pada perusahaan. Konstruksi-konstruksi
saluran udara untuk jaringan distribusi tegangan menengah yang dipergunakan PT
PLN secara garis besar kalau kita perhatikan dapat kita dikelompokan dalam 4
macam formasi yaitu :
1.
Formasi
Horizontal simetris tanpa kawat tanah
2.
Formasi
Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat fasanya
3.
Formasi
Segitiga dengan kawat tanah di bawah kawat fasanya
4.
Formasi
Vertical
Bentuk bentuk formasi saluran udara ini dapat
dilihat pada gambar–gambar seperti berikut :
1. Formasi Horizontal simetris tanpa kawat
tanah
Formasi ini dipergunakan di wilayah PLN
Distribusi Jawa barat, Jakarta
dan Banten sebagai tiang tumpu
2. Formasi Horizontal tidak simetris dengan
satu kawat tanah di atas kawat fasanya
Formasi ini banyak di gunakan di Jawa Timur dan Kalimantan
|
3. Formasi Segitiga dengan kawat tanah di
bawah kawat fasanya
Formasi saluran ini banyak
dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa Tengah untuk saluran sutm 3 fasa
|
4. Formasi Vertical
Formasi
Vertical 3 fasa
Formasi saluran ini dipergunakan
di wilayah PLN Distribusi Jawa Tengah untuk sudut belok
|
Formasi Vertical 1
fasa dengan kawat netral dibawah kawat
fasa sejajar
Formasi saluran ini dipergunakan di wilayah PLN
Distribusi Jawa Tengah untuk jaringan satu fasa
|
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
pada saat ini tingkat kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pelayanan atas
hak-nya akan kebutuhan tenaga listrik semakin meningkat. maka dapat dipastikan
bahwa tuntutan masyarakat pelanggan listrik untuk mendapatkan pelayanan listrik
yang cepat dan handal juga meningkat, sehingga kita sebagai karyawan PT.PLN
harus mampu menjawab tuntutan masyarakat pelanggan tersebut salah satunya dengan
cara meningkatkan profesionalisme di bidang ketenagalistrikan yang salah
satunya dengan meningkatkan penguasaaan kita terhadap konstruksi jaring
distribusi.
Salah satunya cara
meningkatkan kemampuan ini adalah kita harus mengetahui standart konstruksi
jaring distribusi yang telah ada, walaupun masih banyak lagi konstruksi
yang harus kita kuasai sesuai dengan kondisi lapangan / medan berbagai jenis.
Pemahaman konstruksi tersebut sebaiknya juga dikuasai serta dipakai sebagai
pegangan dalam melaksanakan tugas ketenagalistrikan baik dalam pembangunan,
pengoperasian maupun pemeliharaan jaringan.
Konstruksi jaringan distribusi
tersebut adalah sebagai penyempurnaan, melengkapi standart konstruksi
distribusi yang telah ada dan dipergunakan selama ini berasal dari Standart
Sofrelec, New jack, CT Main yang menyebar ke wilayah wilayah PLN. Hal ini
kesemuanya adalah disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
Diharapkan pemahaman
konstruksi ini banyak manfaatnya yang dapat dipetik agar dapat membantu sistem
informasi mengenai standart konstruksi distribusi ini, serta dapat membantu al:
a.
Terdapat keseragaman konstruksi jaringan distribusi sehingga akan mempermudah
pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi di
seluruh wilayah PT PLN.
b. Dengan adanva pengetahuan
standart konstruksi jaring distribusi tersebut bagi pelaksana akan membantu meningkatkan
penguasaan standart konstruksi yang sekaligus akan meningkatkan profesionalisme
SDM bidang konstruksi.
c. Meningkatnya mutu jaringan distribusi yang
nantinya akan meningkatkan mutu keandalan dan keandalan dalam pelayanan.
d. Mempercepat proses perencanaan,
pengoperasian dan pemeliharaan jaring distribusi.
e. Memudahkan dalam merubah/mengedit konstruksi dan komponennya sesuai
kondisi di lapangan.
Selain manfaat tersebut diatas
masih banyak manfaat-manfaat yang lain, semuanya akan merupakan kegembiraan
bagi seluruh insan ketenagalistrikan dan para pelanggan rumah tangga sampai
industri besar.
Hal lainnya yang perlu
diperhatikan dalam konstruksi diantaranya adalah persoalan jarak aman yang
disebut : clearence
a. Jarak Antar konduktor.
Pada
formasi horisontal menggunakan Pin Isolator antar fasa jaraknya 800 mm.
Pada
formasi vertikal menggunakan suspension/string isolator berjarak 950 mm. Untuk
formasi horisontal dead-and menggunakan suspension isolator berjarak 1100 mm.
b. Jarak aman terhadap tanah.
Jarak
antara konduktor TM 20 kV terhadap tanah minimal 7 meter.
Jarak
antara konduktor TR 380/ 220 V terhadap tanah minimal 6 meter.
c. Jarak antara Konduktor sejajar/double sirkit
SUTM.
Jarak
saluran pada tiang yang sama/sejajar pada tiang yang sama 1 meter, sedang jarak
saluran TM pada tiang terpisah adalah 2 meter.
d. Isolator.
Isolator
tumpu pada SUTM menggunakan Pin Isolator/Pin Post saluran. Isolator dead-and
menggunakan Isolator penegang/suspesion isolator/string isolator.
e. Pengikat konduktor.
Sebagai
penginkat konduktor pada isolator pin type menggunakan Prefomed Top Ties atau
Side-ties serta menggunakan allumunium bending wire. Sedang untuk Dead-and menggunakan Dead-and clamp/strain
clamp dan Preformed grip spiral.
f. Sambungan konduktor.
Sambungan
pada konduktor menggunakan Tension Joint Sambungan jembatan menggunakan Line
tap conector/parallel Group.
g.
Jarak rata-rata gawang maxsimum.
Jarak
antar gawang maksimum 60 meter menggunakan konstruksi Pin type sedangkan untuk
konstruksi Dead-End jarak maksimum 100 - 200 meter menggunakan konstruksi
khusus (Konstruksi tiang double).
KONSTRUKSI JTM PT PLN DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN DIY
Indek Gambar Standart
konstruksi
No
|
Type Konstruksi
|
Fungsi
|
Sudut
|
Keterangan
|
1.
|
A 1
|
Tarikan
Lurus
|
00
........ 50
|
|
2.
|
A 2
|
Sudut
Belokan
|
50
........ 300
|
|
3.
|
A 3
|
Sudut
Belokan
|
300
........ 600
|
|
4
|
A 4
|
Sudut
Belokan
|
600
........ 900
|
|
5
|
A 5
|
Kons
Akhir / Dead End
|
|
|
6
|
A 5-1 / SA 5-1
|
Konstruksi
Percabangan
|
|
|
7
|
A 5-2/ SA 5-2
|
Konstruksi Percabangan
|
|
|
8
|
A 5-3/ SA 5-3
|
Konstruksi Percabangan
|
|
|
9
|
A 5-4/ SA 5-4
|
Konstruksi Percabangan
|
|
|
10
|
A 6/ SA 6
|
Konstruksi
Doble dead end
|
|
|
|
|
|
|
|
KONSTRUKSI JTM PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR
KONSTRUKSI JTM PT PLN DISTRIBUSI
JAKARTA
KONSTRUKSI JTR
TWESTED KABEL