Kamis, 14 November 2013

Konstruksi Jaringan Distribusi



3.    Konstruksi Jaringan Distribusi

3.1.    Pengertian Konstruksi Jaringan Distribusi

Pada dasarnya pembangunan jaringan distribusi secara menyeluruh merupakan dari rangkaian beberapa unit konstruksi yang sudah diatur sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kwalitas dan kwantitas baik pada jaringan distribusi maupun pada distribusi tenaga listriknya.
Berkaitan dengan hal tersebut dilapangan sering terdapat keluhan adanya perbedaan konstruksi antara PLN dengan pihak kontraktor. Hal yang menjadi penting apabila perbedaan tersebut merupakan perbedaan mendasar yang dapat menghambat waktu pelaksanaan sehingga mempengaruhi kwantitas dan kwalitas pekerjaan
Guna menunjang terealisasinya suatu bentuk pekerjaan yang baik dan sempurna semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi jaringan perlu terlebih dahulu mempelajari konstruksi konstruksi yang disepakati untuk membentuk suatu jaringan yang diharapkan mempunyai nilai keandalan tertentu yang ditentukan.
Materi konstruksi ini diharapkan dapat berguna untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan dalam menentukan konstruksi pada suatu gambar jaringan pada suatu daerah yang akan dibangun atau diperluas baik untuk jaringan tegangan menengah (TM) maupun untuk jaringan tegangan rendah (TR)
Konstruksi jaringan tenaga listrik dengan saluran udara kawat terbuka dilingkungan PT. PLN untuk sistem distribusi terdiri dari beberapa macam bentuk atau formasi hal ini banyak disebabkan oleh sejumlah faktor yang diantaranya oleh faktor alih teknologi dan kondisi rute jaringannya sendiri. Konstruksi jaringan distribusi dengan saluran udara kawat terbuka yang dipergunakan di wilayah Jawa Tengah berbeda dengan konstruksi jaringan dengan saluran udara kawat terbuka yang dipergunakan di Jawa Timur demikian pula dengan yang konstruksi jaringan yang dipergunakan di wilayah Jawa Barat. Dengan demikian hal ini menyebabkan karakteristik komponen-komponen sistemnya menjadi berbeda
Selain dengan menggunakan saluran udara kawat terbuka untuk menyalurkan tenaga listrik dari pusat-pusat tenaga dalam hal ini Pembangkit Tenaga Listrik atau dari pusat pusat beban Gardu Induk (GI) ke gardu-gardu (trafo) distribusi atau langsung ke kosumen dapat dilakukan dengan sarana saluran kabel tanah dan pemilihan sarana ini akan tergantung kepada kriteria pemilihan yang dipersyaratkan
Penggunaan jaringan listrik dengan sarana kabel tanah akan mempunyai nilai estetika yang lebih baik dari pada menggunakan saluran udara kawat terbuka sehingga pemilihan sarana dengan sakuran kabel tanah cocok untuk dipergunakan di daerah-daerah perkotaan yang padat dengan bangunan. Dengan berkurangnya jaminan keselamatan umum dan lingkungan disekitar saluran udara dan berkurangnya nilai estetika yang diharapkan pihak pemerintah dan masyarakat. penggunaan saluran-saluran udara tidak mungkin lagi diterapkan  atau di kembangkan dikota-kota besar
Biaya investasi yang lebih tinggi untuk penggunaan saluran dengan sarana kabel tanah dibandingkan dengan menggunakan saluran udara kawat terbuka dan sulitnya dalam menelusuri letak gangguan serta mahalnya biaya untuk perbaikan merupakan beberapa kendala yang menyurutkan perusahaan dari pemilihan saluran kabel. Saluran kabel tidak terpengaruh dengan kondisi-kondisi diluar saluran sehingga tingkat keandalan sistim akan menjadi lebih tinggi, hanya kabel yang tercangkul, terseret tanah longsor sambungan atau terminasi yang gagal yang sering tercatat sebagai gangguan pada saluran kabel selain itu hampir tidak ada catatan gangguan pada sarana dengan saluran kabel   Namun demikian. sampai saat ini khususnya untuk jaringan tegangan menengah (JTM) pemilihan sarana dengan saluran udara kawat terbuka masih merupakan pilihan yang banyak dipergunakan PT PLN  terutama untuk mensuplai tenaga listrik keluar kota (pedesaan).  Dimana hal ini dengan mudah dapat dilihat secara nyata.
Rawan terhadap gangguan eksternal merupakan salah satu kekurangan dari penggunaan saluran udara kawat terbuka yang dampaknya saat ini sangat mempengaruhi kinerja perusahaan dan banyak mengurangi tingkat kepercayaan konsumen pada perusahaan.  Konstruksi-konstruksi saluran udara untuk jaringan distribusi tegangan menengah yang dipergunakan PT PLN secara garis besar kalau kita perhatikan dapat kita dikelompokan dalam 4 macam formasi yaitu :

1.        Formasi Horizontal simetris tanpa kawat tanah 
2.        Formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat fasanya
3.        Formasi Segitiga dengan kawat tanah di bawah kawat fasanya
4.        Formasi Vertical
Bentuk bentuk formasi saluran udara ini dapat dilihat pada gambar–gambar seperti berikut :
1.      Formasi Horizontal simetris tanpa kawat tanah
Text Box: Gambar  3.1.1. Kostruksi SUTM Formasi Horizontal Simetris tanpa kawat tanah

Formasi ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa barat, Jakarta dan Banten  sebagai tiang tumpu
2.      Formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat fasanya  Formasi ini banyak di gunakan di Jawa Timur dan Kalimantan
Text Box:










Gambar  3.1.2   :    Konstruksi  SUTM Formasi Horizontal tidak simetris dengan kawat tanah diatas kawat fasa
 
 



3.      Formasi Segitiga dengan kawat tanah di bawah kawat fasanya
Formasi saluran ini banyak dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa Tengah untuk saluran sutm 3 fasa
Text Box:









Gambar 3.1.3  Konstruksi SUTM Formasi Segitiga dengan kawat Netral
 dibawah kawat fasa
 
 


4.      Formasi Vertical 
Formasi Vertical  3 fasa
Formasi saluran ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa Tengah untuk sudut belok


Gambar  3.1.4 . Konstruksi SUTM Formasi Vertikal
 
 



Formasi Vertical  1 fasa  dengan kawat netral dibawah kawat fasa sejajar
Formasi saluran ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa Tengah untuk jaringan satu fasa
Gambar  3.1.5 . Konstruksi SUTM Formasi Vertikal 1 kawat dengan kawat Netral dibawah kawat fasa
 

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada saat ini tingkat kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pelayanan atas hak-nya akan kebutuhan tenaga listrik semakin meningkat. maka dapat dipastikan bahwa tuntutan masyarakat pelanggan listrik untuk mendapatkan pelayanan listrik yang cepat dan handal juga meningkat, sehingga kita sebagai karyawan PT.PLN harus mampu menjawab tuntutan masyarakat pelanggan tersebut salah satunya dengan cara meningkatkan profesionalisme di bidang ketenagalistrikan yang salah satunya dengan meningkatkan penguasaaan kita terhadap konstruksi jaring distribusi.
Salah satunya cara meningkatkan kemampuan ini adalah kita harus mengetahui standart konstruksi jaring distribusi yang telah ada, walaupun masih banyak lagi konstruksi yang harus kita kuasai sesuai dengan kondisi lapangan / medan berbagai jenis. Pemahaman konstruksi tersebut sebaiknya juga dikuasai serta dipakai sebagai pegangan dalam melaksanakan tugas ketenagalistrikan baik dalam pembangunan, pengoperasian maupun pemeliharaan jaringan.
Konstruksi jaringan distribusi tersebut adalah sebagai penyempurnaan, melengkapi standart konstruksi distribusi yang telah ada dan dipergunakan selama ini berasal dari Standart Sofrelec, New jack, CT Main yang menyebar ke wilayah wilayah PLN. Hal ini kesemuanya adalah disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
Diharapkan pemahaman konstruksi ini banyak manfaatnya yang dapat dipetik agar dapat membantu sistem informasi mengenai standart konstruksi distribusi ini, serta dapat membantu al:
a. Terdapat keseragaman konstruksi jaringan distribusi sehingga akan mempermudah pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi di seluruh wilayah PT PLN.
b.  Dengan adanva pengetahuan standart konstruksi jaring distribusi tersebut bagi pelaksana akan membantu meningkatkan penguasaan standart konstruksi yang sekaligus akan meningkatkan profesionalisme SDM bidang konstruksi.
c. Meningkatnya mutu jaringan distribusi yang nantinya akan meningkatkan mutu keandalan dan keandalan dalam pelayanan.
d.  Mempercepat proses perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan jaring distribusi.
e. Memudahkan dalam merubah/mengedit konstruksi dan komponennya sesuai kondisi di lapangan.
Selain manfaat tersebut diatas masih banyak manfaat-manfaat yang lain, semuanya akan merupakan kegembiraan bagi seluruh insan ketenagalistrikan dan para pelanggan rumah tangga sampai industri besar.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam konstruksi diantaranya adalah persoalan jarak aman yang disebut :  clearence
a.   Jarak Antar konduktor.
Pada formasi horisontal menggunakan Pin Isolator antar fasa jaraknya 800 mm.
Pada formasi vertikal menggunakan suspension/string isolator berjarak 950 mm. Untuk formasi horisontal dead-and menggunakan suspension isolator berjarak 1100 mm.
b.   Jarak aman terhadap tanah.
Jarak antara konduktor TM 20 kV terhadap tanah minimal 7 meter.
Jarak antara konduktor TR 380/ 220 V terhadap tanah minimal 6 meter.
c.   Jarak antara Konduktor sejajar/double sirkit SUTM.
Jarak saluran pada tiang yang sama/sejajar pada tiang yang sama 1 meter, sedang jarak saluran TM pada tiang terpisah adalah 2 meter.
d.    Isolator.
Isolator tumpu pada SUTM menggunakan Pin Isolator/Pin Post saluran. Isolator dead-and menggunakan Isolator penegang/suspesion isolator/string isolator.
e.   Pengikat konduktor.
Sebagai penginkat konduktor pada isolator pin type menggunakan Prefomed Top Ties atau Side-ties serta menggunakan allumunium bending wire. Sedang untuk Dead-and menggunakan Dead-and clamp/strain clamp dan Preformed grip spiral.
f.    Sambungan konduktor.
Sambungan pada konduktor menggunakan Tension Joint Sambungan jembatan menggunakan Line tap conector/parallel Group.
g.     Jarak rata-rata gawang maxsimum.
Jarak antar gawang maksimum 60 meter menggunakan konstruksi Pin type sedangkan untuk konstruksi Dead-End jarak maksimum 100 - 200 meter menggunakan konstruksi khusus (Konstruksi tiang double).





























KONSTRUKSI  JTM  PT PLN DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN DIY











Indek Gambar Standart konstruksi

No
Type Konstruksi
Fungsi
Sudut
Keterangan
1.
A 1
Tarikan Lurus
00  ........   50

2.
A 2
Sudut Belokan
50  ........   300

3.
A 3
Sudut Belokan
300  ........   600

4
A 4
Sudut Belokan
600  ........   900

5
A 5
Kons Akhir / Dead End


6
A 5-1 / SA 5-1
Konstruksi Percabangan


7
A 5-2/ SA 5-2
Konstruksi Percabangan


8
A 5-3/ SA 5-3
Konstruksi Percabangan


9
A 5-4/ SA 5-4
Konstruksi Percabangan


10
A 6/ SA 6
Konstruksi Doble dead end







































KONSTRUKSI  JTM  PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR














KONSTRUKSI  JTM  PT PLN DISTRIBUSI
JAKARTA










































KONSTRUKSI JTR TWESTED KABEL